ISLAM DARI DEKAT - Dengan mengetahui rukun iman dan rukun islam ini maka
kita berhaap akan menjadi muslim yang sebenarnya. Tentunya, diantara kita sudah banyak yang mengetahui
seperti apa rukun iman dan rukun islam, mungkin dari sekolah atau dari tempat mengaji . Walaupun hanya sekedar mengetahui
saja tanpa,detail apa penjelasan rukun iman dan rukun islam
tersebut. Berikut terdapat penjelasan dari rukun iman dan rukun islam.
Rukun Iman dan Penjelasannya
Segala sesuatunya mempunyai rukun atau hal pokok yang telah
mendasari hal tersebut. Begitupun juga dengan persoalan keimanan, maka itu juga
mempunyai pokok-pokok yang sudah menjadi asas dari bagian-bagiannya. Seperti
yang telah kita ketahui bahwa untuk rukun iman tersebut ada 6 (enam) yakni:
Iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitabNya, Iman
kepada para Rasul, Iman kepada hari Akhir dan Iman kepada Takdir.
Adapun dalilnya dari firman Allah Swt:
۞لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۧنَ………. ١٧٧
Artinya : “Bukanlah menghadapkan wajahhmu ke arah timur
dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriiman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi ..” (QS Al Baqarah: 177).
Begitupun dikuatkan dengan Hadits Rasullullah Saw yang
bersabda didalam sebuah hadist ketika menjawab sebuah pertanyaan dari Malaikat
Jibril As mengenai keimanan bahwa keimanan adalah engkau yang beriman kepada
Allah, dan parra MalaikattNya, dan Kittab-kitabNya, dan Parra RasulNya, dan
Hari Akhir, dan engkau yang beriman kepada takkdir baik yang baikk maupun yang
burruk (HR Muslim darri Sahabat ‘Umar Ra’)
Pengertian Rukun Iman
Sebelum kita masuk membahas setiap poin rukun iman maka ada
baiknya kita mengartikan terlebih dahulu seperti apa pengertian rukun iman.
Kata “Rukun” yang terdapat dalam rukun iman merupakan landasan dasar atau
asas. Berarti ada 6 hal yang disebutkan pada rukun iman ialah landasan dan
dasar utama didalam beragama. Tanpa adanya keenam hal tersebut maka kita masih
belum sempurna dalam beragama islam. Mengapa demikian? Dikarenakan semua rukun
iman ini saling berhubung.
Pada ayat itu bisa kita mengambil maknanya bahwa kita tidak dapat mempercayai salah satunya, semisal hanya sekedar mempercayai Allah saja, akan tetapi tak mempercayai rasulnya ataupun sebaliknya. Sehingga kesimpulannya ialah kalau kita mengaku beriman untuk Allah maka imanilah atau percaya juga rasulnya dan ikutilah pada setiap perintahnya, serta beriman juga pada setiap rukun yang terdapat dalam rukun iman supaya Islam kita bisa sempurna.
Kalau kita mempercayai kepada Allah maka kita wajib untuk mempercayai rasul dan begitupun sebaliknya. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah didalam surat Annisa pada ayat ke 59 yaitu:” Atiullha Wa’Ati’urrosuula..” yang memiliki arti bahwa “ikutillah Allah dan ikuttilah Rasul..” .
Pada ayat itu bisa kita mengambil maknanya bahwa kita tidak dapat mempercayai salah satunya, semisal hanya sekedar mempercayai Allah saja, akan tetapi tak mempercayai rasulnya ataupun sebaliknya. Sehingga kesimpulannya ialah kalau kita mengaku beriman untuk Allah maka imanilah atau percaya juga rasulnya dan ikutilah pada setiap perintahnya, serta beriman juga pada setiap rukun yang terdapat dalam rukun iman supaya Islam kita bisa sempurna.
Kata “Iman” dalam bahasa ialah membenarkan atau percaya.
Sedangkan untuk kata “iman” dalam istilah syar’i yakni keyakinan didalam hati,
perkataan yang ada di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan
menjalankan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.
Kalau kita menghubungkan keduanya maka arti dari rukun iman
ialah landasan atau dasar-dasar yang mesti kita yakini dalam hati pada setiap
muslim dan bisa dibuktikan dalam lisan serta perbuatannya sehari-hari.
Adapun penjelasan mengenai Rukun Iman yakni sebagai
berikut:
1. Rukun Iman kepada Allah
Tidaklah ada seseorang mengatakan beriman kepada Allah
sampai dia mengimani 4 perkara yakni:
- Mengimani bahwa adanya Allah Swt
- Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada lagi yang menguasai, mengatur dan mencipta alam semesta terkecuali Allah
- Mengimani pada uluhiah Allah bahwa tak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan meniadakan segala sesembahan selain Allah Swt.
- Mengimani untuk semua dan segala sifat Allah yang Allah sudah tetapkan untuk diriNya dan yang Nabi Muhammad Saw yang telah tetapkan untuk Allah, serta selalu menjauhi Tahrif, takyif, tamtsil dan tathil.
2. Rukun Iman kepada Para Malaikat
Adapun maksud kita wajib untuk membenarkan bahwa para
malaikat tersebut memiliki wujudnya dimana Allah Swt telah menciptakan mereka dari
cahayaNya. Mereka ialah makhluk dan hamba Allah yang senantiasa patuh dan
beribadah selalu kepadaNya. Allah Swt berfirman:
وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلا يَسْتَحْسِرُونَ (١٩) يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لا يَفْتُرُونَ (٢٠)
Artinya: “Dan malaikat-malaikat yang di sisiNya, mereka
tiada memiliki rasa angkuh untuk menyembahNya dan tiada (pula) merasa letih.
mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya” (QS.
Al-Anbiya: 19-20)
Kita mesti wajib untuk mengimani secara rinci pada setiap
malaikat yang kita sudah ketahui namanya semisal Jibril, Mikail dan Israil.
Adapun yang kita tak ketahui namanya maka kita mengimani hal tersebut secara
universal. Diantara bentuk beriman kepada mereka ialah mengimani pada setiap
tugas dan amalan mereka yang tersebut didalam Al-Quran dan hadits yang sahih,
semisal mengantar wahyu, mencabut nyawa, menurunkan hujan dan seterusnya.
3. Rukun Iman kepada kitab-kitab Allah
Kita mengimani bahwa untuk seluruh kitab Allah ialah
kalamNya, dan kalamullah itu bukanlah makhluk karena kalam merupakan sebuah
sifat Allah dan sifat Allah itu bukanlah makhluk
Kita juga mesti wajib dalam mengimani secara merinci untuk
semua kita yang namanya telah disebutkan didalam Al-Quran semisal taurat,
injil, zabur, suhhuf ibrahim dan suhhuf musa. Sementara yang tak kita ketahui
tentang namanya maka kita hanya bisa mengimaninya secara universal bahwa Allaw
Swt memiliki kitab lain selain daripada apa yang telah diterangkan untuk kita.
Secara khusus mengenai Al-Quran bahwa kita hanya wajib mengimani bahwa dia
adalah penghapus hukum dari semua kitab suci yang telah turun sebelumnya. Sesuai
dengan firman Allah Swt:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Artinya: “Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan
membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab
(yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain
itu.”(QS Al-Maidah:48).
4. Rukun Iman kepada para nabi dan rasul Allah
Penjelasan tentang rukun iman yang keempat yakni mengajak
kita untuk mengimani bahwa terdapat diantara laki-laki yang ada dikalangan
manusia yang telah dipilih oleh Allah Swt menjadi perantara untuk diri-Nya
bersama dengan para makhluknya. Namun, mereka semua tetaplah menjadi manusia
biasa yang sama sekali tidak memiliki sifat-sifat dan hak-hak persoalan
ketuhanan, karenanya dengan menyembah para nabi dan rasul ialah kebatilan yang
nyata.
Wajib mengimani berarti semua wahyu nabi dan rasul tersebut
itu benar dan memiliki sumber dari Allah Swt. Karena itu siapa saja yang telah
mendustakan kenabian dari salah seorang diantara mereka maka itu sama saja
bahwa dia telah mendustakan semua nabi yang lainnya. Karena itu Allah Swt
mengafirkan nasrani dan yahudi tatkala tidak mengimani kepada Nabi Muhammad aw
dan Allah telah mendustakan untuk keimanan mereka kepada Isa dan Musa As,
karena itu mereka tak beriman kepada Nabi Muhammad Saw.
Juga wajib untuk mengimani secara merinci pada setiap nabi
dan rasul yang telah kita ketahui namanya. Sementara yang tak kita ketahui
mengenai namanya maka kita mesti wajib untuk mengimaninya secara menyeluruh.
Seperti Firman Allah Swt:
۞ إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ ۚ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
“Sesungguhnya Kami tellah memberikan wahhyu kepadammu
sebagaimanna Kami tellah memberikan wahhyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang
kemmudiannya, dan Kami tellah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail,
Ishak, Ya’qub dan anakk cuccunya, ‘Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan
Kami berrikan Zabur kepadda Daud” (QS. An Nisa:163).
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ فَإِذَا جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُونَ
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul
sebelum kamu, di antara mereka ada yangg kami ceritakan kepadammu dan
diantara mereka ada (pula) yang tiddak Kami Ceritakan kepadamu” (QS.
Mu’min:78).
5. Rukun Iman kepada Hari Akhir
Disebut sebagai hari akhir sebab dia merupakan hari terakhir
untuk dunia ini, tak ada lagi untuk hari esok. Hari akhir merupakan hari dimana
Allah Swt telah mewakafkan untuk seluruh makhluk yang masih hidup pada saat itu
kecuali yang Allah perkecualikan, lalu mereka semua akan dibangkitkan untuk
bisa mempertanggungjawabkan amalan yang telah mereka lakukan.
Allah Swt berfirman:
Allah Swt berfirman:
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ ۚ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَا ۚ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ
” (Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya..” (QS. Al-Anbiya: 104)
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demmi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakkim terhadap perkara yang mereka
perselisihkkan, kemudian merreka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan merreka menerima dengan
sepenuhnya.” (QS. An Nisa:65)
Inilah makna dari rukun iman Hari Akhir secara khusus,
meskipun pada dasarnya bahwa beriman kepada hari akhir itu meliputi 3 perkara,
dimana siapa saja yang akan mengingkari salah satunya maka pada hakikatnya dia
tak beriman untuk hari akhir. Ketiga perkara tersebut adalah:
- Mengimani untuk semua yang akan terjadi di Alam Barzakh yakni alam diantara akhirat dan dunia berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikmat kubur untuk yang lulus dari fittnah, dan siksa kubur untuk mereka yang tidak selamat darinya.
- Mengimani untuk tanda-tanda hari kiamat, baik itu tanda-tanda kecil yang jumlahnya puluhan, maupun tanda-tandda besar yang para ulama sebutkan jumlahnya ada 10 yang diantaranya: munculnya seorang imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turrunnya nabi Isa As, keluarrnya Ya’juj dan Ma’jun dan seterrusnya sampai terbitnya matahari dari sebelah barat.
- Mengimani untuk semua yang akan terjadi sesudah kebangkitan. Dan kejadian tersebut jika mau disistematiskan yakni: kebangkitan lalu berdiri di area padang mahsyar, kemudian telaga, lalu di hisab atau (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan atau (penimbangan amalan), sirath, nerraka, qintharah atau (titian kedua sesudah shirath), dan yang terakhir ialah surga.
6. Rukun iman kepada takdir yang baik dan yang buruk.
Maksudnya disini bahwa kita wajib untuk mengimani bahwa
semua yang telah Allah Takdirkan, apakah itu kejadiannya baik dan buruk maka
itu semua bersumber dari Allah Swt.
Beriman kepada takdir Allah tersebut tidak teranggap sempurna sampai mengimani 4 perkara.
Beriman kepada takdir Allah tersebut tidak teranggap sempurna sampai mengimani 4 perkara.
- Mengimani bahwa memang Allah Swt mengetahui segala sesuatu tentang kejadian, yang buruk maupun baik. Bahwa Allah telah mengetahui segala kejadian yang sudah berlalu, yang sedang terjadi, dan yang belum terjadi, serta semua kejadian yang tak terjadi seandainya terjadi maka Allah mengetahuinya bagaimana itu terjadi. Allah Swt berfirman: “Agar kamu menggetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas seggala sesuatu, dan sesungguhnnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputti segala sesuatu” (QS Ath-Thalaq:12)
- Mengimani bahwa Allah Swt sudah menuliskan segala takdir dari makhluk yang ada di lauh al-Mahfuzh, 50 ribu tahun sebelumnya dia menciptakan bumi dan langit. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash Ra dia telah berkata: Sayya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Allah telah menuliskan takkdir bagi semua makhhluk 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi” (HR. Muslim No.4797).
- Mengimani bahwa tak ada satupun gerakan dan diamnya makhluk dilangit, dibumi dan diseluruh alam semesta kecuali semuanya baru terjadi sesudah Allah menghendaki. Tidaklah makhluk bergerak kecuali dengan kehendak dan izinNya, sebagaimana tidaklah mereka diam dan tidak bergerak keccuali sesudah ada kehenda dan ijin dari-Nya. Allah Swt berfirman yang berarti “Dan Kamu tidak dapat menghendaki (mengerjakan sesuatu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam” (QS. At-Takwir:29)
- Mengimani bahwa untuk seluruh makhluk itu tanpa terkecuali, zat mereka beserta untuk seluruh sifat dan perbuatan mereka ialah makhluk ciptaan Allah Swt.
Rukun Islam dan Penjelasannya
1. Rukun Islam: mengucapkan dua kalimat syahadat
Asyhadu alla ilaha illallah wa Asyhadu anna Muhammaddarrasuulullahh.
Berarti: “Aku bersaksi Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaki bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
dalam kalimat syahadat ini menggambarkan bahwa kita sebagai
hamba mesti melakukan pernyataan atas dirinya sendiri bahwa secara totalitas
kediriannya adalah untuk Allah dan Rasullnya. Kata “Bersaksi” dalam kalimat
tersebut menegaskan bahwa kita hamba Allah, karena dalam surat Al-Araf 172
(Bukankah aku Tuhanmu, benar engkau Tuhan kami) menjelaskan bahwa sebelum kita
lahir kita sudah melakukan persaksian kepada Allah Swt, sehingga ketika kita
telah lahir maka kita mesti mengaktualkan kalimat syahadat tersebut. Begitupun
dengan kata “Muhammad” itu menjelaskan bahwa sebenarnya bukan Muhammad secara
khusus akan tetapi untuk seluruh pembawa kebenaran, yang terpuji.
2. Rukun Iman mendirikan Sholat
Sebagai umat islam tentunya kita berkewajiban dalam
mendirikan Sholat sehari dan semalam dengan 5 waktu, yang dimulai dari sholat
subuh, zuhur, ashar, magrib dan Isya. Sholat mempunyai kedudukan yang agung
didalam Islam, hal tersebut dapat kita melihat dari adanya keutamaan Sholat
tersebut yaitu sebagai berikut:
Dari segi bahwa Shalat itu berarti “Doa”. Seperti firman
Allah Swt
“Dan mendoalah unttuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan ALlah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS. At Taubah:103).
– Sholat ialah kewajiban yang paling utama sesudah dua
kalimat syadat dan merupakan menjadi salah satu rukun Islam.
– Sholat itu merupakan pembeda antara kafir dan muslim
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda bahwa “Sesungguhnya
batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah shalat.
Barang siapa meninggalkann shalat, maka ia kaffir” (HR Muslim).
– Sholat merupakan tiang agama dan agama seseorang tidak
tegak kecuali dengan menegakkan sholat.
– Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat.
Nabi Muhammad Saw bersabda bahwa “Sesungguhnya amal hamba
yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika
shalatnya baik maka dia akan memperoleh keselamatan dan keberuntungan. Jika
sholatnya rusak maka dia akan merugi dan menyesal. Kalau ada yang kurang dari
shalat wajibnya, Allah Swt mengatakan “lihatlah apakah pada hamba tersebut
mempunyai amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan bisa
menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu pun juga amalan lainnya seperti
itu.” Dalam riwayat lainnya, “Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu.
Kemudian amalann lainnya akan dihissab seperti itu pula” (HR Abu Daud)
3. Rukun Islam : Membayar zakat
Jika kita melihat dari bahasanya, kata “zakat” itu berasal
dari “zaka” yang berarti bentuk mashdar yang memiliki arti: Tumbuh, suci, baik,
bersih dan berkah. Zakat menurut dari istilah (syara’) berarti sesuatu yang
wajib hukumnya diberikan dari sekumpulan harta benda tertentu, menurut ukuran
dan sifat tertentu kepada golongan tertentu yang berhak untuk menerimanya
dengan memiliki syarat tertentu pula.
Allah sudah memerintahkan pada setiap muslim yang mempunya
harta mencapai nisab untuk bisa mengeluarkan zakat hartanya pada setiap tahun.
Ia berikan kepada yang memang berhak untuk menerimanya dari golongan fakir
serta selain mereka yang zakat bisa diserahkan untuk mereka sebagaiman firman
Allah Swt:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah
beserta orang-orang yang ruku'”(QS. Al Baqarah:43)
“Ambillah Zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka”(At. taubah: 103)
4. Rukun islam: Puasa
Menurut dari syariat islam bahwa puasa Ramadhan berarti
menahan diri dari minum dan makan serta apa perbuatan yang dapat membatalkan
puasa, mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat
tertentu, untuk bisa meningkatkan ketakwaan seorang muslim, Allah Berfirman:
“Hai orang-orang yang berimann, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa” (Surat Al Baqarah:183).
“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih
dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai
(datang) malam. (QS Al baqarah:187)
5. Rukun Islam: Naik Haji bagi orang yang mampu
Untuk rukun islam yang kelima ini, Allah telah mewajibkan
pada setiap hambanya untuk bisa berHaji ke Baitullah mekkah sekali dalam seumur
hidupnya.
Adapun pengertian Haji ialah berkunjung ke Baitullah Mekkah
untuk dapat melakukan tawaf, Sa’i, wukuff di Araffah dan menjalankan
amalan-amalan yang lainnya daam waktu tertentu untuk bisa memperoleh keridaan
Allah Swt.
Adapun untuk syarat-syarat Haji terdapat 5 perkara yakni
Islam, Baligh, berakkal sehat Merddeka dan Mammpu.
Demikianlah artikel tentang Rukun Iman dan Rukun Islam serta
penjelasannya, semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi anda yang
sedang mencari cari artikel rukun iman dan rukun islam.
ConversionConversion EmoticonEmoticon